Timnas Inggris memasuki tahun 2026 dengan optimisme yang terus meningkat. Pelatih kepala, Thomas Tuchel, menegaskan bahwa skuad Tiga Singa memiliki kapasitas, kedewasaan, dan mentalitas untuk bersaing memperebutkan gelar juara di Piala Dunia 2026 yang digelar di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Pelatih asal Jerman itu menilai perjalanan Inggris sepanjang babak kualifikasi menjadi bukti bahwa mereka berada pada jalur yang benar menuju turnamen terbesar di dunia tersebut.
Dalam beberapa bulan terakhir, Inggris tampil begitu stabil. Mereka mengakhiri kualifikasi dengan hasil impresif, menunjukkan perkembangan tak hanya secara teknis, tetapi juga dalam aspek mental dan kebersamaan tim. Tuchel menilai fondasi yang dibangun melalui laga-laga sebelumnya telah membuat Inggris berubah dari tim penuh potensi menjadi tim yang benar-benar siap bersaing di level tertinggi.
“Tak lagi hanya menjadi peserta,” begitu ungkap sejumlah analis, dan Tuchel mengamini hal tersebut. Ia melihat Inggris kini punya identitas permainan yang jelas, kedalaman skuad yang memadai, dan semangat juang yang meningkat.
Tuchel: Inggris Harus Berani Bermimpi Besar
Dalam wawancara menjelang drawing Piala Dunia di Washington, Tuchel menekankan bahwa keberhasilan di turnamen besar selalu dimulai dari keberanian untuk bermimpi.
“Kami akan cukup berani untuk memimpikannya, dan kami akan cukup berani untuk mencoba memenanginya,” ujar Tuchel dengan penuh keyakinan.
Ia menyadari bahwa gelar juara tidak pernah bisa dijanjikan, terlebih di turnamen yang penuh kejutan seperti Piala Dunia. Namun bagi Tuchel, para suporter Inggris hanya ingin melihat satu hal: tim yang berjuang habis-habisan di lapangan.
Jika pemain menunjukkan komitmen, kerja keras, dan energi yang maksimal, Tuchel percaya apa pun bisa terjadi.
“Kami lolos kualifikasi dengan hasil yang sangat bagus. Ada kontinuitas dalam performa kami. Kami sedang membangun sesuatu dan berkembang bersama,” tambahnya.
Soal Peluang Jumpa Skotlandia dan Jerman
Jelang undian grup, media Inggris cukup gencar membahas potensi pertemuan dengan Skotlandia. Menanggapi hal tersebut, Tuchel hanya tersenyum, lalu menjawab ringan namun diplomatis:
“Jika terjadi, itu akan menjadi derby yang menyenangkan di Amerika Serikat.”
Sementara itu, ketika ditanya soal kemungkinan bertemu Jerman—negara asalnya—Tuchel tidak sedikit pun menunjukkan keengganan.
“Tidak ada alasan untuk menghindari Jerman. Secara pribadi, itu hanya menambah emosi dan tekanan bagi saya, tetapi itu bukan masalah sama sekali.”
Bagi Tuchel, siapa pun lawannya nanti, Inggris harus tetap berada pada jalur yang sama: tampil berani dan konsisten.
Tantangan Utama: Cuaca, Perjalanan, dan Situasi Tidak Terduga
Piala Dunia 2026 dipastikan menjadi salah satu turnamen paling kompleks secara logistik. Perjalanan antarnegara sangat panjang, kondisi cuaca dapat berubah drastis, dan jadwal pertandingan pun berpotensi terpengaruh faktor eksternal.
“Kami harus datang dengan pola pikir yang tepat. Tidak ada solusi untuk semua hal karena semuanya bisa terjadi,” kata Tuchel.
Ia mencontohkan kemungkinan badai, penundaan pertandingan, hingga jadwal padat yang memaksa pemain cepat beradaptasi.
“Tidak peduli grupnya bagaimana, kami harus siap menghadapi perjalanan jauh dan situasi yang tidak bisa diprediksi.”
Komposisi Skuad Bisa Mengejutkan
Tuchel kembali menegaskan bahwa pemilihan skuad final Inggris untuk Piala Dunia 2026 tidak hanya berbasis kualitas individu, tetapi juga kecocokan dalam sistem, kesiapan mental, dan kemampuan menerima peran.
“Kami harus membawa pemain yang cocok untuk turnamen dan cocok bagi tim. Akan ada peran berbeda untuk setiap pemain,” ujarnya.
Ia juga menyebutkan bahwa ada kemungkinan pemain bintang justru tidak masuk skuad jika tidak sesuai kebutuhan tim.
“Ada pemain yang mungkin kita duga jadi starter, tapi pada akhirnya justru menyelesaikan pertandingan. Ada juga pemain pengganti yang memberi pengaruh besar. Kami harus teliti karena berharap berada di sana selama delapan minggu.”
Harapan untuk Suporter dan Tanggapan Soal Isu Bellingham
Tuchel mengakui bahwa jarak geografis membuat suporter Inggris menghadapi tantangan besar untuk hadir langsung di stadion. Ia berharap FIFA dapat menyediakan solusi agar harga tiket dan akomodasi lebih terjangkau.
“Sepak bola adalah milik masyarakat. Pertandingan selalu lebih hidup ketika ada suporter,” tegasnya.
Di akhir wawancara, Tuchel menjawab pertanyaan seputar gestur kesal Jude Bellingham ketika diganti dalam laga sebelumnya. Dengan tegas ia menegaskan bahwa persoalan tersebut telah selesai.
“Semuanya sudah jelas dan sudah selesai. Kami berada di Washington untuk drawing Piala Dunia. Fokus kami bukan pada satu pemain saja,” tutup Tuchel.
BACA JUGA :