• BTC$119,734.54
    1.24%
  • ETH$3,856.43
    1.95%
  • XRP$3.24
    1.19%
  • USDT$1.00
    0.00%
  • BNB$842.59
    6.14%
  • SOL$190.28
    2.09%
  • USDC$1.00
    -0.01%
  • DOGE$0.24
    1.46%
  • STETH$3,833.10
    1.88%
  • TRX$0.32
    -0.12%
  • ADA$0.84
    0.66%
  • WBTC$119,552.68
    1.19%
  • SUI$4.34
    3.51%
  • HYPE$43.99
    -0.41%
  • XLM$0.45
    1.00%

SBOTOP UEFA Jatuhkan Sanksi Berat: Chelsea Terkena Denda Terbesar, Barcelona Tak Luput

UEFA kеmbаlі mеnunjukkаn ketegasannya dаlаm mеnеgаkkаn аturаn keuangan dengan menjatuhkan ѕаnkѕі bеѕаr kераdа ѕеjumlаh klub еlіtе Erора. Dаlаm реngumumаn rеѕmіnуа, federasi ѕераk bоlа Erора іtu mеnіndаk kеrаѕ klub-klub уаng tеrbuktі melanggar rеgulаѕі Fіnаnсіаl Sustainability Regulations (FSR).
Dari daftar klub yang dihukum, Chelsea dan Barcelona menjadi sorotan utama karena menerima denda dengan nominal fantastis.

Chelsea Terkena Denda Terbesar dalam Sejarah UEFA

Chelsea FC menjadi klub yang mendapat hukuman terberat. Klub asal London itu dikenai denda total 31 juta euro, jumlah yang menjadi rekor tertinggi yang pernah dijatuhkan UEFA dalam satu musim kompetisi.

Rinciannya, Chelsea harus membayar 20 juta euro karena gagal mencapai break-even point atau titik impas secara finansial, serta tambahan 11 juta euro karena melebihi batas pengeluaran gaji dan transfer—yang menurut regulasi UEFA tidak boleh melampaui 80% dari total pendapatan klub.

Investigasi UEFA juga mengungkap adanya transaksi mencurigakan yang melibatkan penjualan dua hotel senilai 76,5 juta pounds antar perusahaan di bawah naungan Blueco 22 Ltd, entitas milik pemilik klub saat ini, Todd Boehly dan Clearlake Capital, yang mengambil alih Chelsea pada 2022.

Sanksi ini menambah panjang daftar pelanggaran keuangan Chelsea. Sejak 2023, total denda yang telah dibayarkan klub asal London itu mencapai 41 juta euro, termasuk 10 juta euro atas ketidaksesuaian laporan keuangan di era Roman Abramovich.

Barcelona Kembali Dihukum UEFA Karena Masalah Keuangan

Tidak hanya Chelsea, Barcelona juga harus menerima sanksi berat. Klub raksasa asal Catalonia itu dikenai denda sebesar 15 juta euro karena mencatatkan kerugian finansial yang dinilai melebihi batas toleransi berdasarkan perhitungan kompleks UEFA.

Regulasi ini merupakan bagian dari upaya UEFA untuk menjaga stabilitas dan keberlanjutan industri sepak bola Eropa, serta mencegah klub mengandalkan utang atau penjualan aset sementara untuk menutupi defisit keuangan.

Ini bukan pertama kalinya Barcelona tersandung masalah keuangan. Pada tahun 2023, klub yang bermarkas di Camp Nou itu sempat dijatuhi denda 500 ribu euro karena dugaan manipulasi dalam pencatatan pendapatan.

Meski diterpa masalah finansial, Barcelona tetap akan tampil di Liga Champions musim depan, turnamen yang berpotensi memberikan pemasukan hingga puluhan juta euro—sumber pendapatan penting dalam memenuhi target regulasi UEFA ke depan.

Aston Villa dan Lyon Juga Masuk Daftar Klub yang Dihukum

Sеlаіn duа klub bеѕаr tеrѕеbut, UEFA jugа menindak Aston Villa dan Olуmріԛuе Lyonnais (Lуоn) уаng ѕаmа-ѕаmа dіnіlаі mеlаnggаr aturan pengeluaran klub.

Aston Villa, yang musim lalu tampil di UEFA Conference League, dikenai denda sebesar 11 juta euro karena pengeluaran yang melebihi batas dalam periode yang diawasi. Menariknya, musim ini mereka akan bermain di Liga Champions untuk pertama kalinya dalam dua dekade terakhir, dan tentu menjadi tekanan tambahan agar klub menjaga stabilitas keuangan mereka.

Sementara itu, Lyon, klub Prancis yang tengah berada dalam situasi keuangan krisis, dijatuhi sanksi sebesar 12,5 juta euro. Bahkan, mereka terancam mendapatkan hukuman tambahan jika gagal mencapai target penghematan dan perbaikan struktur keuangan yang telah ditetapkan.

Klub уаng kіnі dіmіlіkі оlеh John Textor ini bahkan ѕudаh mendapat hukuman dаrі fеdеrаѕі ѕераk bоlа Prаnсіѕ berupa dеgrаdаѕі kе Ligue 2 аkіbаt ketidakmampuan mеmеnuhі persyaratan fіnаnѕіаl. Jika situasi tidak segera diperbaiki, impian mereka untuk kembali ke Ligue 1 dan kompetisi Eropa musim depan akan semakin sulit tercapai.

UEFA Kirim Pesan Tegas: Tidak Ada Toleransi untuk Pelanggaran Finansial

Gelombang sanksi ini menjadi peringatan serius dari UEFA kepada seluruh klub Eropa. Tidak ada lagi ruang untuk manipulasi laporan keuangan, pengeluaran yang tidak terkendali, atau trik akuntansi kreatif yang selama ini digunakan untuk menghindari sanksi.

UEFA kini menerapkan pengawasan yang jauh lebih ketat dan berkelanjutan, terutama setelah mengubah aturan dari Financial Fair Play (FFP) menjadi sistem baru bernama Financial Sustainability Regulations (FSR). Sistem ini tidak hanya mengevaluasi laporan keuangan masa lalu, tetapi juga mengawasi proyeksi dan perencanaan keuangan klub dalam jangka panjang.

Sanksi finansial yang dijatuhkan UEFA kepada Chelsea, Barcelona, Aston Villa, dan Lyon merupakan bukti nyata bahwa regulasi baru benar-benar ditegakkan secara serius. Klub-klub besar sekalipun tidak kebal terhadap pengawasan, dan era “belanja besar tanpa batas” kini sudah tidak lagi relevan di dunia sepak bola modern.

Bagi klub-klub Eropa lainnya, ini adalah momentum untuk berbenah dan memperbaiki sistem keuangan internal, agar bisa bersaing secara adil, sehat, dan berkelanjutan di panggung Eropa.

ALSO READ :