Ketegasan kembali ditunjukkan Pengurus Pusat Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) dalam menjaga integritas olahraga nasional. Ketua Umum DPP Perbasi, Budisatrio Djiwandono, menegaskan bahwa organisasi yang ia pimpin tidak akan memberikan ruang sedikit pun bagi pelaku penyalahgunaan narkoba, baik itu pemain, pelatih, ofisial, hingga pihak yang terlibat dalam ekosistem bola basket Tanah Air.
Pernyataan keras ini muncul setelah mencuatnya kasus penangkapan pebasket asing Jarred Dwayne Shaw, pemain klub Tangerang Hawks di IBL 2025, yang diamankan aparat kepolisian terkait dugaan kepemilikan narkotika jenis Delta 9 THC. Kasus tersebut menjadi sorotan publik dan langsung memantik reaksi cepat dari Perbasi serta pihak liga.
Budisatrio menegaskan bahwa langkah tegas ini tidak sekadar hukuman, tetapi bentuk komitmen menjaga lingkungan basket Indonesia tetap sehat, bersih, dan profesional.
“Kami tidak memberikan toleransi terhadap pemakai narkoba di dunia basket, siapa pun itu,” tegas Budisatrio.
“Proses hukum sepenuhnya kami serahkan kepada kepolisian. Tugas kami adalah memastikan olahraga ini tetap berada di jalur yang benar.”
Kronologi Penangkapan Jarred Dwayne Shaw: Dari Paket Misterius hingga Penggerebekan
Kasus yang menyeret nama Shaw bermula dari aktivitas mencurigakan yang terdeteksi oleh Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta. Petugas mencurigai sebuah paket kiriman dari Thailand yang dikirim atas nama Jitnarec Konchinda, dan ditujukan kepada penerima berinisial IM di salah satu apartemen kawasan Cisauk, Tangerang.
Paket tersebut berisi puluhan bungkus permen bertuliskan “Vita Bite”, namun setelah diperiksa lebih dalam, petugas menemukan bahwa permen tersebut mengandung Delta 9 THC, zat narkotika yang dilarang masuk ke Indonesia.
Total barang bukti yang diamankan mencapai 132 butir permen dengan berat bruto 869 gram. Setelah penyelidikan, tim gabungan Bea Cukai dan Satuan Reserse Narkoba Polresta Bandara Soekarno-Hatta melakukan pengintaian di lokasi pengiriman paket.
Pada Rabu, 7 Mei 2025, Jarred Shaw terlihat mendatangi lobi apartemen untuk mengambil paket tersebut. Di saat itulah aparat langsung melakukan penangkapan.
Kapolres Bandara Soekarno-Hatta, Kombes Ronald FC Sipayung, menjelaskan bahwa seluruh rangkaian operasi dilakukan berdasarkan monitoring ketat terhadap pergerakan paket dari luar negeri hingga sampai ke tangan Shaw.
“Paket mencurigakan ini kami identifikasi sejak awal. Setelah dilakukan penguatan informasi dan pemantauan lapangan, kami amankan tersangka ketika hendak mengambil paket,” jelas Ronald.
Blacklist dari IBL: Karier Shaw di Liga Indonesia Dipastikan Tamat
Tidak hanya Perbasi, pihak Indonesian Basketball League (IBL) juga mengeluarkan pernyataan resmi. Direktur Utama IBL, Junas Miradiarsyah, menegaskan bahwa liga tidak akan memberi kesempatan bagi siapa pun yang terlibat dalam pelanggaran hukum—termasuk kasus narkoba yang menimpa Jarred Shaw.
“Kami akan melakukan blacklist bagi siapa pun yang terbukti melanggar hukum. Mereka tidak akan diizinkan bermain lagi di lingkungan IBL,” ujar Junas.
Keputusan tersebut menandakan bahwa karier Shaw di Indonesia praktis berakhir. Klub Tangerang Hawks pun berada dalam posisi sulit karena harus kehilangan pemain asing mereka di tengah persiapan roster untuk musim kompetisi berikutnya.
Langkah blacklist ini sekaligus menjadi pesan keras bagi seluruh pemain IBL—baik lokal maupun asing—bahwa liga tidak akan menoleransi tindakan yang merusak reputasi olahraga basket nasional.
Perbasi Tegaskan Komitmen: Menjaga Basket Indonesia dari Lingkaran Penyalahgunaan Narkoba
Kasus Shaw menjadi titik penting yang kembali mengingatkan semua pihak bahwa olahraga harus berdiri di atas nilai-nilai disiplin, sportivitas, dan profesionalisme. Budisatrio menegaskan bahwa Perbasi ingin menciptakan ekosistem basket yang aman dan sehat, terutama bagi generasi muda yang menaruh harapan pada dunia olahraga.
“Basket adalah rumah bagi atlet masa depan Indonesia. Tidak ada ruang bagi narkoba di dalamnya,” kata Budisatrio.
PBSI (sic) juga menyerukan peningkatan edukasi anti-narkoba bagi klub, akademi, dan seluruh pihak terkait agar kasus seperti ini tidak terulang di kemudian hari.
Dampak ke Liga: Evaluasi Rekrutmen Pemain Asing dan Pengawasan Berlapis
Kasus penangkapan Jarred Shaw diprediksi akan membuat klub-klub IBL lebih berhati-hati dalam merekrut pemain asing. Pemeriksaan latar belakang, psikologis, dan rekam jejak perilaku dipastikan akan menjadi fokus evaluasi ke depan.
IBL sendiri kemungkinan akan memperketat regulasi, baik dari sisi administrasi maupun perilaku pemain selama berada di Indonesia.
Kesimpulan
Kasus narkoba yang menjerat Jarred Dwayne Shaw menjadi peringatan keras bagi seluruh pelaku olahraga. Perbasi dan IBL menunjukkan sikap tegas dengan menyatakan nol toleransi dan memberikan sanksi blacklist permanen. Langkah ini diyakini penting untuk menjaga nama baik basket Indonesia serta melindungi generasi atlet yang tengah tumbuh.
BACA JUGA :