• BTC$94,907.24
    -0.07%
  • ETH$1,805.27
    -1.52%
  • USDT$1.00
    -0.01%
  • XRP$2.23
    -2.72%
  • BNB$602.17
    -0.83%
  • SOL$147.30
    -1.23%
  • USDC$1.00
    0.00%
  • DOGE$0.17
    -2.39%
  • ADA$0.70
    -2.20%
  • TRX$0.25
    -0.88%
  • STETH$1,804.42
    -1.35%
  • WBTC$94,891.26
    -0.21%
  • SUI$3.54
    -1.26%
  • LINK$14.56
    -3.87%
  • AVAX$21.59
    -2.62%

SBOTOP: Dari Kaka ke Gakpo, Selebrasi Gol dengan Pesan “I Belong to Jesus”

Di tengah pesta gol Liverpool saat membungkam Tottenham, ada satu momen yang hampir saja mencuri perhatian lebih banyak: selebrasi emosional Cody Gakpo. Jika bukan karena gol Mohamed Salah yang spektakuler, mungkin dunia akan lebih ramai membicarakan gestur sederhana namun penuh makna dari pemain asal Belanda ini.

Malam Bersejarah di Anfield

Anfield bergemuruh pada Minggu malam, 27 April. Dalam laga pekan ke-34 Premier League musim 2024/2025, Liverpool tampil menggila. Meskipun sempat tertinggal di menit ke-12, pasukan Arne Slot tak gentar. Mereka membalas dengan lima gol tanpa ampun dan memastikan kemenangan telak 5-1 atas Spurs.
Kemenangan ini bukan sekadar tambahan angka di klasemen — ini adalah kunci yang mengunci gelar Premier League lebih awal. Dengan empat pertandingan tersisa, Liverpool resmi menjadi juara.

Dan di tengah sorak-sorai itu, nama Cody Gakpo bersinar sebagai salah satu pahlawan malam itu.

Gol Penting Gakpo dan Selebrasi Bermakna

Gakpo mencetak gol ketiga Liverpool, gol yang terasa seperti udara segar setelah tekanan awal dari Tottenham. Menerima bola liar, Gakpo menunjukkan ketenangan luar biasa — mengatur posisi, mencari sudut, lalu melepas tembakan akurat yang membuat kiper lawan hanya bisa terpaku.

Tapi bukan hanya golnya yang membuat momen itu berkesan. Setelah bola bersarang di gawang, Gakpo berlari ke pinggir lapangan, melepas jersey merah kebanggaannya, dan memperlihatkan kaos dalam bertuliskan pesan sederhana namun dalam: “I Belong to Jesus.”
Dengan tangan menunjuk ke langit, Gakpo seolah menyampaikan kepada dunia bahwa keberhasilan ini, bagi dirinya, bukan semata soal kerja keras pribadi — ada keyakinan yang lebih besar yang membimbing langkahnya.

Kilas Balik ke Sosok Legendaris: Kaka

Bagi para penggemar lama sepak bola, selebrasi Gakpo ini pasti memunculkan nostalgia.
Beberapa tahun silam, seorang pemain Brasil bernama Ricardo Kaka melakukan hal serupa. Saat berseragam AC Milan, Kaka sering merayakan golnya dengan memperlihatkan kaos bertuliskan “I Belong to Jesus”, menciptakan salah satu gambar paling ikonik dalam sejarah sepak bola modern.

Kini, di era yang berbeda dan dalam warna jersey yang berbeda, Cody Gakpo menghidupkan kembali makna tersebut. Sebuah penghormatan tanpa kata-kata — sekaligus pernyataan tentang siapa dirinya sebenarnya di balik gemerlap dunia sepak bola.

Namun, ada satu perbedaan penting: di era sekarang, FIFA menegakkan aturan ketat terkait selebrasi melepas jersey. Gakpo pun harus membayar selebrasi emosional itu dengan sebuah kartu kuning. Sebuah konsekuensi kecil untuk momen yang begitu besar maknanya.

Musim Terbaik Cody Gakpo: Awal dari Era Baru?

Musim 2024/2025 bukan hanya soal gelar untuk Liverpool, tapi juga tentang bagaimana Cody Gakpo berkembang menjadi sosok vital di skuad The Reds.
Dengan torehan 9 gol dari 31 laga Premier League, Gakpo mencatatkan musim terbaiknya sejak bergabung ke Inggris. Ia tidak hanya lebih produktif dalam mencetak angka, tapi juga menunjukkan peningkatan dalam aspek permainan lainnya. Hal ini termasuk dalam bertahan dan beradaptasi dengan berbagai posisi.

Sebagai pemain berusia 25 tahun, perkembangan ini menjadi sinyal kuat: Gakpo bukan hanya pahlawan satu musim, ia adalah bagian dari masa depan Liverpool. Dengan empat laga tersisa, bukan tidak mungkin ia menambah lagi catatan gemilangnya sebelum musim ini berakhir.

Selebrasi, Kepercayaan, dan Janji Masa Depan

Apa yang dilakukan Cody Gakpo malam itu lebih dari sekadar selebrasi gol. Ia membangkitkan kenangan akan ikon masa lalu, menyampaikan pesan keimanan yang abadi, dan sekaligus menunjukkan bahwa di atas lapangan, sepak bola tetap bisa menjadi panggung ekspresi pribadi yang kuat.

Dulu ada Kaka, kini ada Gakpo. Cerita tentang iman, keberhasilan, dan ketulusan kembali hidup di tengah euforia kemenangan Liverpool.

Dan mungkin, ini baru permulaan dari babak baru yang akan terus ia tulis dengan penuh makna di Anfield.

BACA JUGA :