Persipura Jayapura perlahan kembali menunjukkan denyut kejayaannya di Pegadaian Championship musim 2025/2026. Klub legendaris asal Papua yang sempat terpuruk kini mulai berani menatap persaingan papan atas, bahkan membidik peluang promosi ke kompetisi tertinggi sepak bola nasional.
Hingga pekan ke-12, tim berjuluk Mutiara Hitam menempati peringkat ketiga klasemen sementara Grup B dengan raihan 23 poin. Mereka hanya terpaut lima angka dari Barito Putera yang berada di puncak klasemen. Posisi tersebut menjadi sinyal kuat bahwa Persipura bukan lagi sekadar peserta pelengkap, melainkan kembali menjadi penantang serius.
Kebangkitan ini tak lepas dari kehadiran sosok berpengalaman, Rahmad Darmawan, yang dipercaya menangani Persipura sejak pertengahan Oktober lalu. Di tangan pelatih senior tersebut, arah permainan dan mental bertanding Persipura mulai berubah signifikan.
Dampak Instan Rahmad Darmawan di Bangku Pelatih
Rahmad Darmawan resmi menukangi Persipura sejak pekan kelima, menggantikan Ricardo Salampessy pada 13 Oktober 2025. Sejak saat itu, grafik performa Persipura menunjukkan tren menanjak.
Dari tujuh pertandingan yang dipimpin Rahmad Darmawan, Persipura mencatat lima kemenangan, satu hasil imbang, dan hanya satu kekalahan. Catatan ini menjadi bukti nyata bahwa sentuhan tangan dingin pelatih asal Lampung tersebut langsung memberi efek instan.
Tak hanya soal hasil, perubahan paling mencolok terlihat pada organisasi permainan, khususnya di sektor pertahanan. Dalam beberapa laga awal musim, Persipura kerap kehilangan fokus dan mudah kebobolan. Namun di bawah arahan Rahmad Darmawan, lini belakang tampil lebih disiplin dan terstruktur.
Memori Kejayaan yang Kembali Terpatri
Bagi publik Jayapura, nama Rahmad Darmawan bukan sosok asing. Ia adalah bagian penting dari sejarah emas Persipura pada periode 2005 hingga 2010. Di bawah komandonya, Persipura meraih gelar juara Liga Indonesia 2005, titel perdana yang menjadi fondasi dominasi Mutiara Hitam di kancah nasional.
Saat itu, Persipura dihuni pemain-pemain yang kini telah menjadi legenda, seperti Boaz Solossa, Ian Kabes, Korinus Fingkreuw, dan Christian Worabay. Rahmad Darmawan berhasil meramu talenta muda Papua dengan pemain senior berpengalaman seperti Jendri Pitoy, Jack Komboy, Mauly Lessy, dan Eduard Ivakdalam, membentuk tim yang solid dan berkarakter kuat.
Kenangan tersebut menjadi salah satu alasan utama manajemen Persipura kembali mempercayakan kursi pelatih kepada Rahmad Darmawan.
Alasan Manajemen Kembali Memilih RD
Manajer Persipura Jayapura, Owen Rahadiyan, menegaskan bahwa penunjukan Rahmad Darmawan bukan keputusan emosional semata, melainkan hasil pertimbangan matang dari berbagai aspek.
Menurut Owen, pengalaman, rekam jejak prestasi, hingga pemahaman Rahmad Darmawan terhadap kultur sepak bola Papua menjadi nilai tambah yang tidak dimiliki banyak pelatih lain.
“Kami percaya Coach Rahmad Darmawan memiliki kapasitas dan pengalaman untuk membawa Persipura ke arah yang lebih baik. Beliau paham betul karakter pemain Papua, baik secara teknis maupun mental,” ujar Owen.
Ia menambahkan, pemilihan pelatih juga mempertimbangkan kemampuan membangun empati dengan lingkungan dan budaya lokal, sesuatu yang sangat krusial bagi klub sebesar Persipura.
Perbaikan Fundamental Jadi Kunci Kebangkitan
Di bawah arahan Rahmad Darmawan, Persipura mulai menunjukkan keseimbangan permainan. Dalam periode awal kepemimpinannya, Persipura mencatat lima kemenangan dan satu hasil imbang dengan torehan 10 gol serta tanpa kebobolan—sebuah peningkatan signifikan dibandingkan fase awal musim.
Meski sempat menelan kekalahan tipis 0-1 dari Kendal Tornado FC pada laga terakhir, Rahmad Darmawan menilai proses tim masih berada di jalur yang benar.
“Saya hanya melakukan sedikit improvisasi, terutama dalam memperbaiki organisasi pertahanan. Banyak pemain terlalu fokus menyerang dan lupa bahwa sepak bola juga soal bertahan,” ujar Rahmad Darmawan.
Pelatih berusia 59 tahun itu menegaskan bahwa proses pembenahan masih berjalan dan target promosi belum menjadi fokus utama dalam waktu dekat.
“Semuanya harus bertahap. Kami masih membangun fondasi tim dan memperbaiki detail-detail kecil,” tambahnya.
Asa Promosi dan Momentum Papua
Jika mampu menjaga konsistensi hingga akhir musim, peluang Persipura untuk melaju jauh di Pegadaian Championship terbuka lebar. Bahkan, tiket promosi ke Super League musim depan bukan lagi mimpi kosong.
Kebangkitan Persipura juga menjadi simbol penting bagi sepak bola Papua dan Indonesia Timur. Mutiara Hitam selama ini dikenal sebagai salah satu klub tersukses dalam sejarah sepak bola nasional, dengan lima gelar juara liga dan sederet prestasi bergengsi lainnya.
Tak hanya Persipura, klub-klub Papua seperti Persidafon Dafonsoro, Persiwa Wamena, Persiram Raja Ampat, hingga Perseru Serui pernah mewarnai ketatnya kompetisi kasta tertinggi Indonesia.
Kini, dengan Persipura mulai bangkit, harapan kebangkitan kembali sepak bola Papua kembali menyala. Di tangan Rahmad Darmawan, Mutiara Hitam perlahan menemukan jalannya untuk kembali ke tempat yang selama ini menjadi rumah mereka: kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
BACA JUGA :