• BTC$105,914.06
    1.44%
  • ETH$2,523.34
    0.98%
  • USDT$1.00
    0.02%
  • XRP$2.18
    0.12%
  • BNB$652.56
    0.97%
  • SOL$150.86
    0.85%
  • USDC$1.00
    0.00%
  • DOGE$0.18
    2.45%
  • TRX$0.29
    3.16%
  • ADA$0.67
    0.47%
  • STETH$2,520.60
    0.91%
  • WBTC$105,721.72
    1.29%
  • HYPE$34.45
    1.21%
  • SUI$3.24
    1.66%
  • LINK$13.81
    2.11%

SBOTOP : Son Tertahan oleh Tottenham untuk upaya pertahankan paceklik

Tottenham Hotspur tengah berada di ambang momen bersejarah saat mereka bersiap menghadapi Manchester United di final Liga Eropa pada 21 Mei mendatang. Kemenangan di partai puncak ini tak hanya akan mengakhiri penantian panjang selama 17 tahun tanpa gelar, tetapi juga mengamankan tiket emas ke Liga Champions musim depan.

Bagi sang kapten, Son Heung-min, peluang ini menjadi sangat spesial. Pemain asal Korea Selatan tersebut menegaskan ambisinya untuk membawa Spurs kembali ke jalur juara dan mengangkat trofi yang selama ini menjadi bayangan bagi klub asal London Utara itu. Terakhir kali Tottenham meraih kejayaan domestik adalah saat menjuarai Carabao Cup pada 2008, sementara prestasi mereka di pentas Eropa terakhir terjadi jauh sebelumnya, ketika merebut Piala UEFA pada tahun 1984.

Di bawah kepemimpinan Ange Postecoglou, Spurs menunjukkan perkembangan yang positif musim ini. Permainan ofensif yang diusung sang pelatih membawa harapan baru di kubu Tottenham, yang kini memiliki kesempatan emas untuk menuliskan babak baru dalam sejarah klub mereka. Melawan Manchester United, Spurs dihadapkan pada ujian berat, namun Son dan rekan-rekannya bertekad untuk menjadikan laga final di Dublin sebagai panggung penebusan yang telah lama dinanti para pendukung setia mereka.

Son Heung-min Tegaskan Misi Pribadi Akhiri Puasa Gelar Tottenham

Son Heung-min kembali menegaskan komitmennya untuk Tottenham Hotspur, dengan mengungkapkan bahwa keinginan mengakhiri puasa gelar selama 17 tahun menjadi salah satu alasan utamanya tetap bertahan di London Utara. Dalam wawancaranya dengan The Guardian, bintang asal Korea Selatan itu menyebut ambisi membawa Spurs kembali ke jalur juara sebagai misi pribadi yang ingin ia wujudkan.

Kami sudah membicarakan hal ini selama bertahun-tahun,” ujar Son. “Alasan terbesar saya bertahan di Tottenham adalah karena saya ingin melakukan sesuatu yang belum berhasil dicapai oleh orang lain di sini.

Bagi Son, keberhasilan membawa Spurs meraih trofi akan menjadi puncak dari perjalanan panjangnya di klub yang selalu berada dalam bayang-bayang kesuksesan rival. Ia menggambarkan usahanya di Tottenham sebagai proses menyusun teka-teki, di mana semua potongan kini mulai terasa lengkap untuk mewujudkan impian yang selama ini tertunda.

Dengan final Liga Eropa melawan Manchester United yang semakin mendekat, Son dan rekan-rekannya memiliki kesempatan emas untuk menghapus catatan tanpa trofi Spurs yang terakhir kali berjaya di Carabao Cup pada 2008. Kini, sang kapten berharap musim ini akan menjadi momen yang mengubah sejarah klub dan menegaskan tempatnya sebagai salah satu legenda Spurs.

Son Heung-min Final Liga Eropa Adalah Potongan Terakhir Teka-teki Karier Saya

Kapten Tottenham Hotspur, Son Heung-min, menggambarkan final Liga Eropa melawan Manchester United sebagai momen yang lebih dari sekadar pertandingan bagi dirinya. Pemain asal Korea Selatan itu mengungkapkan bahwa trofi tersebut merupakan bagian terakhir dari teka-teki yang telah ia coba lengkapi selama satu dekade terakhir.

Dalam pernyataannya yang penuh emosi, Son mengaku bahwa ia merasa telah mengumpulkan semua potongan yang dibutuhkan untuk meraih kesuksesan, kecuali satu hal terpenting: trofi. “Saya telah kehilangan satu bagian yang paling penting dan terakhir, dan saya telah mencoba menemukannya selama 10 tahun terakhir,” kata Son. “Saya sangat berharap saya akhirnya bisa menyelesaikan teka-teki itu kali ini.

Ia juga mengakui bahwa laga final melawan United memiliki makna yang berbeda dibandingkan pertandingan-pertandingan sebelumnya. Baginya, ini adalah kesempatan langka yang mungkin tidak akan datang lagi dalam waktu dekat. “Pertandingan ini terasa seperti kesempatan yang mungkin tidak akan datang kembali. Kali ini terasa berbeda. Saya sangat ingin menang, lebih dari siapapun,” tegasnya.

Son menambahkan bahwa semangat yang ia rasakan juga dirasakan oleh para penggemar Spurs yang sudah menantikan momen ini selama bertahun-tahun. Dengan persiapan yang matang dan fokus penuh, ia yakin Tottenham memiliki semua yang dibutuhkan untuk mengakhiri penantian panjang dan mengangkat trofi Eropa pertama mereka sejak 1984.

Son Heung-min Incar Trofi Liga Eropa untuk Akhiri Luka Final yang Gagal

Son Heung-min memiliki alasan pribadi yang mendalam untuk mengincar kemenangan di final Liga Eropa melawan Manchester United. Setelah dua kali gagal mengangkat trofi bersama Tottenham Hotspur, Son memandang kesempatan ini sebagai peluang emas untuk menebus masa lalu yang menyakitkan.

Pada 2019, Spurs harus puas menjadi runner-up setelah kalah dari Liverpool di final Liga Champions. Dua tahun berselang, mereka kembali merasakan pahitnya kekalahan di partai puncak, kali ini di ajang Piala Carabao melawan Manchester City. Bagi Son, luka dari dua kekalahan tersebut masih membekas, dan ia kini memimpin rekan-rekannya dengan tekad kuat untuk menulis cerita yang berbeda.

Meskipun performa Tottenham di Premier League musim ini mengecewakan—terpuruk di peringkat ke-17 setelah kalah 2-0 dari Crystal Palace—tim asuhan Ange Postecoglou justru menunjukkan sisi terbaiknya di pentas Eropa. The Lilywhites telah memenangkan sembilan laga di Liga Europa musim ini (tiga imbang, dua kalah), mencatatkan jumlah kemenangan terbanyak mereka dalam satu musim kompetisi Eropa.

Bagi Son, perjalanan di Liga Europa musim ini bukan hanya tentang peluang mengakhiri penantian trofi selama 17 tahun, tetapi juga menjadi kesempatan untuk menutup babak-babak kelam dalam kariernya di Spurs. Kini, ia memimpin skuad dengan semangat baru, berharap bisa menuntaskan perjuangan panjang itu dengan mengangkat trofi di panggung Eropa.

Son Heung-min Optimis Jalani Final Liga Eropa Meski Baru Pulih Cedera

Tottenham Hotspur mencatatkan sejarah baru dalam kiprahnya di Eropa usai mengalahkan Bodo/Glimt 2-0 pada leg kedua semifinal Liga Eropa. Kemenangan itu menandai kemenangan tandang beruntun pertama Spurs di kompetisi besar Eropa sejak November 2013, menegaskan momentum positif mereka jelang partai puncak melawan Manchester United.

Meski tidak tampil dalam kemenangan krusial tersebut, Son Heung-min tetap menjadi sorotan. Pemain asal Korea Selatan itu baru saja kembali dari cedera kaki yang membuatnya absen selama satu bulan. Ia bahkan hanya duduk di bangku cadangan saat Tottenham takluk 2-0 dari Crystal Palace. Kendati begitu, Son menegaskan dirinya siap tempur untuk laga besar yang akan datang.

Saya selalu ingin memastikan fans kami merasa nyaman dan percaya diri ketika melihat saya di lapangan,” ungkap Son. “Meskipun saya mengalami cedera, saya akan terus menyampaikan bahwa saya baik-baik saja, karena itulah yang ingin saya berikan kepada mereka—keyakinan dan rasa tenang.

Son menyadari pentingnya kehadirannya di momen-momen krusial seperti final Liga Eropa ini. Dengan pengalaman pahit di final Liga Champions dan Piala Carabao sebelumnya, pemain berusia 31 tahun ini menegaskan tekadnya untuk mengubah nasib Spurs dan menutup musim dengan trofi yang sudah lama dinantikan. Dukungan penuh dari fans serta semangat pribadi yang membara menjadi bahan bakar Son untuk kembali tampil maksimal di partai final yang bisa jadi menjadi babak terpenting dalam kariernya bersama Tottenham.

Baca Juga :