Stamford Bridge kembali menyala untuk sebuah malam Eropa yang bersejarah. Kali ini, Chelsea menjamu wakil Swedia, Djurgarden, dalam leg kedua babak semifinal UEFA Europa Conference League musim 2024/2025. Laga ini dijadwalkan berlangsung pada Jumat, 9 Mei 2025, pukul 02.00 WIB, dan diyakini akan menjadi penegasan dominasi The Blues di pentas Eropa level ketiga ini.
Chelsea datang dengan modal besar berupa kemenangan meyakinkan 4-1 pada leg pertama yang berlangsung di Stockholm pekan lalu. Kemenangan itu memberi angin segar dan rasa percaya diri tinggi bagi pasukan Enzo Maresca. Dengan keunggulan agregat tiga gol, langkah mereka ke partai puncak sebenarnya tinggal selangkah lagi—selama mereka tak terpeleset secara dramatis di kandang sendiri.
Pertandingan Formalitas yang Tidak Boleh Diremehkan
Secara teknis dan matematis, laga ini memang terlihat seperti sekadar formalitas. Namun sepak bola tak pernah mengenal kata pasti. Banyak tim besar yang pernah menjadi korban comeback menyakitkan karena terlalu percaya diri di laga kedua. Karena itu, Chelsea tidak boleh mengendurkan fokus sedikit pun.
Atmosfer di London Barat tetap terasa bergelora meskipun laga ini tidak diselimuti tensi tinggi. Para suporter The Blues sangat ingin menyaksikan tim kesayangan mereka melangkah ke final kompetisi Eropa, yang bisa menjadi penyelamat musim setelah gagal bersaing di Premier League.
Rotasi Pemain dan Peluang untuk Talenta Muda
Dengan keunggulan besar di tangan, manajer Enzo Maresca diprediksi akan melakukan rotasi untuk menjaga kebugaran para pemain kunci. Situasi ini mirip dengan yang terjadi di babak perempat final saat Chelsea unggul agregat besar atas Legia Warszawa. Kala itu, beberapa pemain muda mendapatkan menit bermain berharga.
Nama-nama seperti Tyrique George, Shumaira Mheuka, hingga Mathis Amougou berpotensi turun sebagai starter. Bagi mereka, ini adalah ajang pembuktian dan kesempatan langka untuk tampil di panggung Eropa bersama tim utama. Penampilan mereka akan menjadi perhatian, baik oleh pelatih maupun para pencari bakat.
Namun, rotasi ini dilakukan bukan tanpa risiko. Chelsea saat ini tidak diperkuat oleh beberapa pemain penting. Chrіѕtорhеr Nkunku, Wеѕlеу Fofana, dan Marc Guiu mаѕіh mеnjаlаnі реmulіhаn cedera. Rоmео Lavia рun tіdаk bisa dimainkan kаrеnа tіdаk terdaftar dаlаm ѕkuаt Cоnfеrеnсе League. Meski begitu, Maresca tetap yakin kedalaman skuadnya cukup untuk mengamankan tiket ke final.
Djurgarden: Bertandang Demi Kehormatan
Bеrbеdа dеngаn Chеlѕеа yang mеngіnсаr fіnаl, Djurgаrdеn bеrtаndаng kе Inggrіѕ dеngаn mіѕі уаng jauh lebih ѕеdеrhаnа: mеmреrtаhаnkаn hаrgа diri. Kekalahan 1-4 di kandang sendiri terasa pahit dan membuat peluang mereka untuk membalikkan keadaan nyaris mustahil. Namun, semangat untuk menutup perjalanan Eropa mereka dengan terhormat tetap membara.
Djurgarden juga menghadapi masalah besar dalam hal komposisi pemain. Kiper utama mereka, Filip Manojlovic, serta pelapisnya, Malkolm Nilsson, dipastikan absen. Selain itu, nama-nama penting seperti Patric Aslund, Nino Zugelj, dan Piotr Johansson juga tidak bisa diturunkan karena berbagai alasan.
Absennya sejumlah pilar membuat pelatih mereka harus mengandalkan pemain muda atau cadangan yang minim pengalaman di level ini. Meskipun demikian, Djurgarden tidak ingin menyerah tanpa perlawanan. Mereka ingin setidaknya memberi tekanan kepada Chelsea dan menunjukkan bahwa mereka layak berada di semifinal kompetisi Eropa.
Fokus Chelsea Bergeser ke Kompetisi Domestik
Seiring dengan kenyataan bahwa peluang lolos ke final sangat tipis, Djurgarden mulai memusatkan perhatian ke liga domestik mereka, Allsvenskan. Sayangnya, performa mereka di liga juga belum konsisten. Hasil imbang 1-1 kontra AIK akhir pekan lalu menjadi bukti bahwa performa mereka tengah menurun setelah fokus terbagi dengan jadwal padat di Eropa.
Dalam enam laga awal musim liga, mereka baru mengoleksi delapan poin dan tertahan di papan tengah klasemen. Kondisi ini membuat beban dan tekanan semakin besar bagi tim asal Stockholm tersebut. Karena itu, laga melawan Chelsea juga bisa menjadi penutup emosional dari petualangan mereka di Eropa musim ini.
Meskipun sangat berat, Djurgarden memiliki satu motivasi tambahan: jika mereka mampu meraih kemenangan di Stamford Bridge, mereka akan mencetak sejarah sebagai tim Swedia pertama yang mencatatkan 11 kemenangan dalam satu musim kompetisi Eropa. Sebuah pencapaian prestisius, meskipun terwujudnya sangat sulit.
Final di Depan Mata: Wroclaw Menanti Chelsea
Dengan segala keunggulan yang dimiliki, Chelsea sejatinya hanya butuh tampil rapi dan menjaga konsentrasi agar tak memberi celah kepada lawan. Mereka tidak harus bermain gemilang, tetapi cukup bermain disiplin dan efisien agar bisa menghindari cedera dan kartu yang tak perlu.
Stadion Wroclaw di Polandia telah menanti siapa yang akan menjadi finalis Conference League. Chelsea tinggal menunggu lawan mereka antara Fiorentina dari Italia atau Real Betis dari Spanyol. Siapa pun lawannya nanti, The Blues jelas tidak ingin datang ke final hanya sebagai penggembira.
Kini, hanya satu hal yang tersisa: menyelesaikan tugas dengan baik dan memastikan tidak ada kejutan pahit terjadi di Stamford Bridge. Comeback dari Djurgarden akan menjadi aib besar. Maka dari itu, Chelsea harus memastikan malam itu tetap milik mereka—dan langkah menuju trofi Eropa terus berlanjut.
BACA JUGA :